Latest News

Kumpulan Opini Kompas: Antara Asia Ekonomi Dan Asia Keamanan

Rene L Pattiradjawane

Dialog tahunan AS-RRT yang disebut Zhong-Mei Zhanlue yu Jingji Duihua (Dialog Ekonomi dan Strategi AS-RRT) yang ketujuh dimulai Selasa (23/6) di Washington , AS , agak berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya.

Dialog dua negara kekuatan ekonomi dunia ini yang berlangsung di tengah hiruk-pikuk pembangunan ”pulau palsu” di Laut Tiongkok Selatan ini dikecam banyak negara , terutama AS , sebagai permainan dominasi dan hegemoni Tiongkok di Asia Pasifik.

Persoalan krusial lain yakni masalah ekonomi menyangkut kelangsungan perdagangan kedua pihak mencapai 550 miliar dollar AS , serta konsep gres Tiongkok menghadirkan kolaborasi bank pembangunan multilateral sebagai tantangan pribadi terhadap sistem keuangan dunia yang sudah ada.

Hanya AS dan Jepang yang tidak mempunyai tugas serta dalam Bank Investasi Infrastruktur Asia (AIIB) bentukan Tiongkok , didukung 57 negara pendiri termasuk sekutu AS di Eropa , Inggris , dan Jerman. Kehadiran obrolan strategis AS-Tiongkok mengisyaratkan format gres détente yang sama sekali berbeda dengan Perang Dingin yang dirumuskan RRT sebagai xin xing da guo guan xi (hubungan gres negara kekuatan besar).

Geopolitik Asia Pasifik kini ini terpecah dalam pandangan yang disampaikan mantan Wakil Menlu AS Evan A Feigenbaum apa yang disebutnya sebagai ”Asia ekonomi” dan ”Asia keamanan” sebagai kekuatan tarik-menarik antara AS dan Tiongkok. Pada tahun 2012 , ukuran ekonomi Asia sudah mencapai 19 triliun dollar AS , menjadikan daerah ini sangat dinamis dan mendorong pertumbuhan ekonomi global sekaligus menjadi ”lahan rebutan” AS-Tiongkok.

Sulit memang menghadirkan nuansa détente dalam periode ke-21 ini untuk memperlihatkan dasar seni administrasi lebih luas perihal kaidah musuh bersama bagi kebanyakan negara Asia Tenggara saat kepentingan ekonomi dan keamanan saling tumpang tindih satu sama lain. Padahal , di tengah-tengah Perang Dingin ekonomi dan keamanan di Asia Tenggara saling terkait dekat dalam rangka pembangunan kesejahteraan kawasan.

Ada beberapa faktor yang ikut memilih dan menjadi penentu penting di mana kekuatan AS-Tiongkok bisa bersanding satu sama lain tanpa harus berseteru mengakibatkan kerusakan. Pertama , kecenderungan multilateralisme melalui banyak sekali institusi bilateral ataupun regional menghadirkan arsitektur regional gres yang simpel menjadi penyelesaian permasalahan menyerupai model gres investasi infrastruktur.

Ketika Tiongkok mengajukan dana 100 miliar dollar AS bagi AIIB , Jepang pun meningkatkan dana tunjangan multilateral sebesar 110 miliar dollar AS. Ketika Jepang berminat membangun infrastruktur kereta api cepat di banyak sekali negara Asia Tenggara , Tiongkok maju dengan harga lebih murah , teknologi yang canggih , dan pendanaan yang lebih cepat.

Kedua , masalah politik Asia selama ini memang tidak terjangkau sama sekali , baik dalam Forum Regional ASEAN (ARF) maupun KTT Asia Timur (EAS) , di mana AS-Tiongkok juga duduk bersama. Yang selalu menjadi pertimbangan ASEAN , masalah keamanan daerah Asia Pasifik tidak terlalu mencolok secara substantif memojokkan pihak tertentu , khususnya Tiongkok. Total nilai ekonomi dan perdagangan ASEAN-Tiongkok kini jauh lebih besar ketimbang dengan AS.

Kita berharap Dialog Ekonomi dan Strategi AS-Tiongkok bisa meredam gejolak global akhir ambisi masing-masing pihak. Krisis keuangan Yunani yang tidak kunjung akhir akan berdampak serius terhadap krisis zona euro yang menyengsarakan banyak pihak , tidak hanya Eropa , tetapi juga daerah lain , termasuk Asia Pasifik.

Dan gelombang krisis ini akan memaksa banyak negara melaksanakan banyak sekali stimulasi ekonomi , termasuk menyebarkan perdagangan regional untuk menjaga pertumbuhan bagi kesejahteraan. Pada titik ini , ”Asia ekonomi” menjadi lebih penting bagi kepentingan bersama ketimbang ”Asia keamanan” yang mendorong aliansi lama yang tidak menuntaskan masalah utama keamanan itu sendiri.

Rene L Pattiradjawane; Wartawan Senior Kompas

0 Response to "Kumpulan Opini Kompas: Antara Asia Ekonomi Dan Asia Keamanan"

Total Pageviews