Latest News

Kumpulan Opini Kompas: Bung Karno

Trias Kuncahyono

Kafe Insomnia , suatu hari di tahun 2011. Kafe yang bangun di sisi perempatan Jalan Strahinjica Bana 66a , Beograd , Serbia , itu tidak besar. Gedung kafe ini berlantai dua. Di lantai bawah , ada sekitar 20 dingklik , demikian juga di lantai atas. Namun , di ruang kecil itu , nama besar Bung Karno bergaung begitu keras.

”Ah , Anda dari Indonesia ,” ujar Miroslavic begitu ramah. Lelaki kelahiran tahun 1942 yang pernah mempunyai percetakan kertas seruan dan tanggalan itu kemudian dengan lancar bercerita perihal Soekarno.

”Coba di zaman kini ini muncul kombinasi pemimpin ibarat (Josip Broz) Tito , Soekarno , (Gamal Abdul) Nasser , (Jawaharlal) Nehru , dan siapa lagi itu yang dari Ghana , saya lupa , niscaya jago sekali.”

”Saya masih ingat dikala Soekarno mengunjungi Beograd. Saya masih kecil. Soekarno sahabat Tito. Waktu itu , kami bangun di pinggir jalan sambil melambai-lambaikan bendera kedua negara. Keduanya jago ,” tuturnya lebih lanjut.

Perjumpaan secara tak sengaja dengan Miroslavic itu semakin meyakinkan bahwa Bung Karno benar-benar tokoh besar. Ia pemimpin yang kebesarannya diakui tidak hanya oleh bangsanya sendiri , tetapi juga oleh bangsa lain.

Ia pemimpin yang mempunyai visi perihal bangsanya; perihal persatuan dan kesatuan bangsa; perihal dasar negara; perihal keinginan sebuah bangsa (gantungkan cita-citamu setinggi langit). Bung Karno gandrung akan persatuan dan kesatuan bangsa. Karena itu , ia selalu menggalang persatuan dan kesatuan bangsa , dalam keadaan apa pun juga. Hal ini tercermin dari rumusan-rumusan konstitusi kita , dengan Bung Karno yaitu salah satu founding father negara ini. Bersama Bung Hatta , Bung Karno yaitu Proklamator Kemerdekaan Indonesia.

Salahuddin Wahid menulis Bung Karno yaitu seorang pemikir jago , pengetahuan dan wawasannya luas , penulis dan orator ulung yang bisa menjelaskan sesuatu yang berat dan rumit dalam goresan pena dengan bahasa sederhana dan gampang dimengerti (Kompas , 29 Agustus 2000). Bila berbicara , Soekarno selalu memukau dan belum ada tandingannya sampai kini. Kepribadiannya menarik dan kharismatik.

Bung Karno yaitu seorang pemimpin ideal. Bung Karno tidak absurd harta. Relatif tidak ada harta dalam jumlah berarti yang ditinggalkannya. ”Soekarno memang tokoh besar. Anda , saudara-saudara kami dari Indonesia , harus gembira mempunyai tokoh sebesar dan sehebat Soekarno , sama ibarat kami mempunyai tokoh besar Tito ,” ujar Ljubodrag Dimic dari Universitas Beograd.

Tak ragu , kesudahannya , kalau menyampaikan Bung Karno yaitu hero besar negeri ini. Simon Sebag Montefiore dalam Heroes , History's Greatest Men and Women (2009) menulis , kebajikan (virtue) hero yaitu keberanian , toleransi , dan sifat sepi ing pamrih , tidak mementingkan diri sendiri. Kepahlawanan menyangkut keinginan untuk mengambil risiko , baik untuk melindungi orang yang lemah maupun untuk mempertahankan kebebasan. Seorang hero melaksanakan sesuatu lebih dari panggilan tugasnya. Ia memperlihatkan seluruh hidupnya demi kebahagiaan orang lain dan mengorbankan kebahagiaannya sendiri.

Simon Sebag Montefiore benar. Bung Karno memenuhi persyaratan itu meskipun Simon tidak memasukkan Bung Karno dalam daftar hero di bukunya. Namun , yang lebih penting bagi bangsa Indonesia yaitu ingat Bung Karno , berarti ingat akan semangatnya. Semangat untuk mempertahankan keutuhan seluruh wilayah tumpah darah Indonesia; Indonesia yang bermacam-macam baik suku , agama , budaya , etnik , maupun bahasa; Indonesia yang plural.

Masih adakah semangat ibarat itu? Bagaimana mewujudkan semangat persatuan dan kesatuan bangsa di zaman yang semakin kompleks dan disesaki bahkan dipenuhi oleh pelbagai kepentingan kelompok , golongan , dan partai yang saling bertabrakan ini? Itulah pertanyaannya sekarang.

Bung , apa jawabanmu?

Trias Kuncahyono; Penulis kolom “Kredensial” Kompas Minggu

0 Response to "Kumpulan Opini Kompas: Bung Karno"

Total Pageviews